Menembus Keterbatasan

20 Januari 2024
4 menit baca
Ika Kartika
menembus-keterbatasan

Kesempatan kerja bagi seseorang disabilitas yang hidup dengan keterbatasan, baik itu fisik, sensorik netra, sensorik rungu, sensorik wicara dan lain macam keterbatasan itu tidak banyak. Merujuk pada undang-undang penyandang disabilitas no. 8 tahun 2016  pada Pasal 53 ayat (1) Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik  Negara wajib memperkerjakan paling sedikit 2% Penyandang Disabilitas dari jumlah  pegawai atau pekerja. Perusahaan swasta pun diharapkan dapat menyerap tenaga kerja disabilitas sebanyak 1% dari total jumlah karyawan. Namun pada kenyataannya  lowongan kerja yang ada itu hanya sebagai penggugur kewajiban saja. Cuma sedikit  yang bisa lolos dan bisa bertahan, kebanyakan tereliminasi persyaratan dan memilih mundur.

Jika bekerja seperti umumnya tidak mungkin, maka berwirausaha adalah  pilihan terbaik. Seperti saya (sensorik rungu) dan suami (daksa polio/fisik) memilih  membuka usaha jasa permak daripada kerja sebagai buruh jahit di pabrik. Fisik kami tidak tahan dengan sistem kerja di pabrik. Efek kelelahan jadi mudah jatuh sakit, hasil  kerja akhirnya habis dipakai berobat. Bagaimana kami bisa menabung kalau terus seperti itu?

Dengan modal awal berupa mesin jahit besar dan mesin obras bantuan Dinsos mulailah kami merintis usaha jasa “Samoenaka Vermaks” di tahun 2016.  Berlokasi tak jauh dari tempat tinggal, kami menyewa kios berukuran 1,5 x 5 meter. Berhadapan langsung dengan jalan raya menuju Kompleks Pemda Kabupaten Bandung. Target customer kami tak lain para ASN yang setiap pagi dan sore  wara-wiri di depan kios. Sedikit demi sedikit pelanggan bertambah. Sebisa mungkin kami mengikat mereka menjadi pelanggan tetap dengan hasil kerja dan pelayanan  terbaik. Saat pandemi menyerang, alhamdulillah kami bisa bertahan. Masih bisa bayar sewa kios dan makan itu sesuatu yang wajib disyukuri. Pandemi mengajarkan pada kami untuk tidak bergantung pada satu usaha. Harus ada usaha sampingan. Karena suami sudah sibuk mengelola usaha permak, maka usaha sampingan ini sayalah yang mengelolanya.

Hidup sebagai disabilitas sensorik rungu, komunikasi verbal tidak sebaik tulisan.  Sering tulalit bahkan salah paham. Maka usaha sampingan ini harus disesuaikan dengan kondisiku. Jualan online solusinya. Kembali saya mempelajari B.O.M alias  Bisnis Online Milyaran. Hadiah seorang sahabat. Dari dia pula saya berkenalan dengan TOKORAME. Aplikasi olshop yang mudah dioperasikan emak-emak gaptek seperti saya. Learning by doing dengan modal hp dan kuota nekad lah saya pada 2 Januari 2022 Samoenaka shop resmi terdaftar sebagai salah satu reseller  Tokorame.

Customer pertama tak lain suami tercinta. Terlepas dari  ketidaksempurnaan fisiknya, sejatinya beliau itu seorang perfeksionis bila tentang fashion. Seumur rumah tangga kami, Cuma pernah sekali menemaninya belanja baju di Mall. Selanjutnya selalu menolak diajak belanja. Ribet aslinya. Teliti sekali saat  memilih pakaian. Tak peduli harus bolak-balik ke kamar pas kalau tidak cocok  kembalikan ke tempat dan lanjut cari lagi yang sesuai syarat dan ketentuannya.

Produk pertama yang dibeli pak suami adalah Brixton Shirt by Afework. Saat  pertama kali melihat produk tersebut di katalog Tokorame pak suami mengaku suka  dengan model dan warnanya. Dan saat kaos tersebut ada di hadapannya, he is falling  in love. ‘Bahannya bagus tebal tapi tidak gerah dan jahitannya rapi juga kuat. Bagusv pisan, Mi!’ ujarnya setelah memcoba memakai Brixton shirt-nya Afework.

Tokorame  itu jawaban atas do’a-do’a yang tiada henti dideraskan. Usaha online tanpa harus stock barang dan belanja produk premium tanpa harus berlelah-lelah datang ke Mall,  ya TOKORAME-lah solusinya. Masyaallah 2 in 1.

Setelah tahu kwalitas produk TOKORAME, pak suami mengizinkan saya menekuni  kembali dunia olshop. Pelanggan tetap Samoenaka shop memang baru sebatas saudara dekat. Di Sosmed masih harus membangun branding, mencari pasar dan tentunya gencar promosi. Setelah satu tahun berlalu tetap optimis menekuni olshop.  Sambil jualan online, diri ini pun kembali belajar menulis. Bagi seseorang disabilitas  rungu merangkai kata itu tak semudah seperti membalikkan telapak tangan.

Alhamdulillah Allahu Subhanahu Wa Ta’ala memberi kemudahan dalam mempelajari  copywriting. Semoga ke depannya semua bisa lebih baik dan berkah. Dan tentunya  TOKORAME tetap jadi solusi terbaik bagi ibu-ibu IRT yang ingin punya  penghasilan sendiri, pun jadi solusi terbaik bagi buyer yang ingin barang premium  tapi males keluyuran di Mall.