Harga Produk Tokorame Terlalu Mahal (?)

20 Januari 2024
3 menit baca
Dhahana Titar Setya Santhi
harga-produk-tokorame-terlalu-mahal

“Bun, ada aplikasi reseller Tokorame yang memudahkan banget buat jualan nih, modal HP doang sambil rebahan bisa cuan,”

“Gag ah, produk branded pasti harganya mahal-mahal. Susah jualannya. Mana ada yang mau beli?”

Mahal itu relatif. Iya, benar sekali! Mungkin buat si A harga gamis Rp 200.000 sangat mahal, tapi buat si B harga gamis Rp 200.000 murah. Kenapa?

Karena kemampuan atau daya beli si A dan si B bisa jadi berbeda, atau bisa juga sama, namun si A tidak membutuhkan produk tersebut, sedangkan si B sangat membutuhkan produk tersebut.

Jadi... kita tidak bisa serta merta melabeli bahwa sebuah produk itu “Mahal” atau “Murah”.

Sebagai seorang penjual, kita juga harus bisa memberikan edukasi kepada konsumen untuk lebih mengenalkan produk yang kita jual.

Kita harus tahu dulu nih, value apa yang akan mereka dapatkan ketika membeli sebuah produk.

Misalnya gamis, kualitas seperti apa yang akan kita tawarkan? Kita harus paham bahannya dari apa, nyaman atau tidak saat dikenakan? Hasil jahitannya seperti apa, kuat atau mudah sobekkah? Modelnya bagaimana, polosan aja atau rumit? Seperti itulah yang bisa kita gambarkan tentang produk yang kita jual.

Paling tidak, konsumen lebih rela mengeluarkan uangnya untuk produk yang akan mereka dapatkan. Mereka tidak akan menyesali setelah pembelian. Karena konsumen puas akan memiliki kecenderungan untuk pembelian kembali.

Contoh lainnya, ketika anak-anak sekolah mulai tahun ajaran baru, banyak orang tua yang mencari jilbab anak warna putih atau sesuai warna seragam. Biasanya banyak toko yang sampai kehabisan stok. Disitu orang tua sudah tidak lagi memikirkan soal harga, yang penting mereka dapat jilbab sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Konsumen disini juga tidak selalu orang-orang terdekat, seperti keluarga, tetangga, teman, atau lingkungan sekitar. Konsumen bisa saja orang luar daerah, luar pulau, bahkan luar negeri, dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan kita memasarkan produk lebih luas melalui sosial media dan e-commerce.

Sehingga kita tidak perlu berkecil hati ketika menemui orang terdekat kita yang menyatakan produk kita “mahal”.

Mungkin saat ini bagi mereka masih “mahal”. Tapi beberapa waktu yang akan datang bisa saja mereka justru menjadi konsumen loyal kita yang melakukan pembelian berulang. Bahkan merekomendasikan ke orang lain tentang produk yang kita jual.

Orang lain daerah pun bisa melihat produk, lalu membeli produk kita melalui kanal penjualan yang kita bangun.

Berjualan juga tidak selalu berorientasi harga. Ada sisi kualitas dan kepercayaan terhadap penjual atau brand.

Produk dengan kualitas tinggi, cenderung menawarkan harga yang lebih tinggi juga. Proses pengecekan awal bahan baku hingga pengecekan akhir menjadi sebuah produk dilakukan lebih seksama. Bahan baku yang digunakan juga akan dipilih yang terbaik. Kerumitan saat pengerjaan bisa juga menjadi alasan produksi lebih lama dari produk yang biasa-biasa saja.

Kepercayaan konsumen pun sangat mempengaruhi minat pembelian. Biasanya, konsumen yang sudah percaya dengan kita, akan melakukan pembelian kembali walaupun mungkin ada penjual lainnya yang menawarkan produk yang sama, dengan harga lebih murah sekalipun. Apalagi jika berjualan online yang terkadang membuat konsumen ragu dengan maraknya penipuan. Selain terhadap kita sebagai penjual, konsumen tertentu fanatik terhadap brand.

“Aku gamau kalau selain Mysure, Kak,”.

Kenapa? Aku suka modelnya yang nggak pasaran, fit di badan aku ukurannya, gag perlu permak-permak, bahannya bagus-bagus, adem, nyaman dipakai seharian.

Blablabla... dan berbagai alasan lainnya.

Mindset kita sebagai penjual pun harus diubah. Setiap produk memiliki pembeli masing-masing, memiliki pasar masing-masing. Kita juga harus mau belajar terus untuk mengembangkan bisnis. Bisa dengan mengikuti kelas-kelas jualan, menyimak video-video di internet (misal youtube), di sesuaikan dengan apa yang ingin kita pelajari.

Jadi kita harus selalu optimis, berpikir positif dan berprasangka baik, agar hasilnya juga lebih baik.